Kilas Balik Uji Publik: Catatan Untuk Calon Pemimpin Fikom Tahun 2025

Sesi dokumentasi pada saat uji publik calon ketua dan wakil ketua BEM Fikom 2025 pada Selasa (14/1) lalu. (Dok. panitia)

dJatinangor.com – Pemilihan raya Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) atau yang biasa dikenal Vote Fikom sedang berlangsung sejak pendaftaran bakal calon dibuka pada 23 Desember 2024 lalu. Salah satu rangkaian pentingnya adalah Uji Publik yang telah dilaksanakan pada Selasa (14/1) siang secara daring melalui Zoom Meeting.

Pada rangkaian Uji Publik tersebut pasangan David Mei Setiyawan dan Fadhillah Az Zahra (Dara) menjadi calon tunggal dalam pemilihan Calon Ketua BEM Fikom 2025. Kepada kurang dari 100 partisipan, mereka memaparkan isi grand design yang kemudian disusul oleh pertanyaan dari keempat panelis dan Kema Fikom.

Ketika sesi pemaparan grand design, David-Dara mengungkapkan bahwa mereka telah membuat survei yang hasilnya menjadi landasan penyusunan konsep besar BEM Fikom 2025 jika nanti terpilih.

David-Dara menyampaikan berdasarkan survei yang mereka lakukan membuktikan masih banyak Kema Fikom yang merasa potensinya belum terwadahi oleh BEM Fikom kepengurusan sebelumnya. Selain itu, advokasi yang dilakukan dinilai kurang optimal dalam mengawal aspirasi Kema Fikom.

Mendapati evaluasi tersebut, David-Dara merangkum solusi melalui visi dan misi mereka.

“Visi yang kita gaungkan nantinya adalah BEM Fikom melangkah untuk mengeskalasi aksi dengan membuka ruang kolaborasi harmoni dan mengoptimalisasi advokasi,” ucap David.

Setelah David-Dara memaparkan seluruh isi dari grand design, mereka menuai banyak masukan dan pertanyaan dari berbagai pihak. Salah satu panelis, Gading Tamma Fadillah, yang juga merupakan Ketua BEM Fikom 2024, memberikan komentar terkait rasa familiar yang muncul ketika meninjau grand design milik David-Dara.

“Kalo saya boleh bilang, grand design yang Mas David dan Mbak Dara bawa ini benar-benar gak jauh beda sama grand design yang saya dan Tebe (Tubagus) bawa di 2024,” tuturnya.

Selain itu, Gading juga turut memberikan pendapat terkait kurang jelasnya arah yang akan dituju oleh David-Dara jika nanti terpilih.

“Menurut saya gak banyak yang Mas David dan Mbak Dara janjikan gitu loh di sini. Di grand design, saya belum nangkep fokus utamanya BEM Fikom 2025 mau ngapain, sih?”

Kebingungan tidak berhenti di sana. Beberapa Kema Fikom pun merasa kurang puas dengan jawaban-jawaban yang diberikan oleh David-Dara pada saat sesi tanya jawab.

“Normatif banget, jujur ya,” ucap Muhammad Syazarwan (Azzar) ketika diwawancarai dJatinangor pada Sabtu (18/1).

“Kita sekarang udah gak butuh jawaban yang seperti itu. Mungkin oke gitu, untuk menenangkan hati orang, iya dengan jawaban yang normatif gitu. Tapi, kemarin selama uji publik, gua nggak ngedenger satu kalimat atau satu statement yang beneran kayak tegas dan lugas, yang kayak bisa meyakinkan gua untuk milih Dadar (David-Dara),” tambah Azzar.

Jawaban serupa juga diungkapkan oleh Nisrina Salwa Dhuha (Salwa) selaku Wakil Kepala Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM Fikom 2024 melalui wawancara pada Sabtu (18/1).

“Aku dan temanku beranggapan mereka tidak terlalu menguasai apa yang ditanyakan oleh panelis ataupun Kema Fikom. Mayoritas pertanyaan yang di-ini-in (ditanyakan) sama Kema Fikom tuh, dijawabnya tuh terlalu normatif gitu. Yaudah gitu, in general mereka akan menjawab seperti itu.”

Salwa juga menitipkan pesan berupa saran untuk David-Dara pada akhir wawancara mengenai sistem keberlanjutan yang mereka usung.

“Melanjutkan dan mengoptimalkan apa yang sudah bagus itu oke, tapi jangan lupa untuk mengevaluasi apa yang sebenarnya luput dari pandangan orang-orang. Evaluasi apa yang internal kabinet sebelumnya rasa (oleh David-Dara) itu kurang gitu.”

Penulis: Delinda Alifia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *