Perpustakaan Pusat Universitas Padjadjaran atau Kandaga tampak dari depan pada Rabu, (9/10) siang.(dJatinangor/Hasanudin Yahya)
dJatinangor.com – Perpustakaan Pusat Universitas Padjadjaran atau yang biasa dikenal sebagai Kandaga masih mendapat berbagai keluhan mengenai jam operasional pelayanan yang hanya buka hingga sore hari. Sementara, Rektor Unpad, Arief S. Kartasasmita mengklaim seharusnya Kandaga selama ini sudah beroperasi hingga malam hari.
Perpustakaan Pusat Universitas Padjadjaran atau yang biasa dikenal sebagai Kandaga kini memiliki jam operasional yang masih terbatas hingga pukul 17.30 WIB. Sementara, bagi ruangan yang terletak di lantai 2, 3, dan 4 hanya dapat digunakan hingga pukul 16.00 WIB.
Terbatasnya jam operasional tersebut pun dinilai belum cukup menunjang kebutuhan akademis para mahasiswa Unpad. Terlebih, bagi mahasiswa yang kerap memiliki jadwal kuliah hingga sore hari.
Zeta, salah satu mahasiswa semester 7 menyampaikan keluhannya terkait Kandaga yang dinilai tutup terlalu awal. Bahkan, seringkali dirinya merasa ‘terusir’ secara tidak langsung sebelum jam operasional Kandaga berakhir.
Zeta juga menyoroti minimnya ruang belajar yang gratis dan nyaman di Unpad ataupun Jatinangor secara umum. Sehingga, seharusnya Kandaga sebagai fasilitas kampus bisa menjadi salah satu penunjang utama kebutuhan mahasiswa tersebut.
“Kadang ngerasa kurang nyaman juga karena diusir secara halus dengan dimatiin AC-nya, bahkan lampunya. Padahal, banyak mahasiswa butuh tempat kerja yang nyaman dan nggak berbayar seperti Kandaga,” ujarnya.
Senada dengan itu, Irsan, mahasiswa baru angkatan 2024 juga mengeluhkan masalah jam operasional yang sama. Terlebih, ruangan di lantai atas yang ditutup jauh lebih cepat membuatnya kesulitan mencari tempat belajar yang nyaman.
“Mungkin untuk lantai 2, 3, dan 4 bisa diperpanjang ya seperti kaya lantai 1 yang tutupnya jam 17.30 WIB. Walaupun balik lagi, sih, pasti ada alasan yang jelas juga kenapa jam operasional setiap lantai itu berbeda. Tapi seharusnya bisa disamaratakan aja,” jelasnya.
Saran mengenai perbaikan jam operasional pun diberikan oleh berbagai mahasiswa, termasuk jam operasional yang seharusnya dapat dibuka hingga malam hari. Mengingat, jadwal perkuliahan mahasiswa yang mayoritas baru selesai di sore hari.
Keinisha dan Elok, mahasiswa Perpustakaan dan Sains Informasi 2024, menyarankan agar Kandaga bisa dibuka hingga malam hari. Pasalnya keduanya menekankan pentingnya fasilitas yang nyaman dan dapat diakses lebih lama bagi para mahasiswa.
Sementara, Zeta memberikan saran agar pihak Kandaga dapat memperpanjang jam operasional dengan memberdayakan mahasiswa sebagai asisten pustakawan yang mengelola dan menjaga di Kandaga. Terutama, mahasiswa dari program studi Perpustakaan dan Sains Informasi di Fikom.
“Kan ada mahasiswa prodi Perpustakaan ya, nah barangkali bisa dipakai buat jadi asisten, sistemnya kan bisa seperti asisten lab buat jadi pustakawan. Jadi, Kandaga bisa buka sampai malam sesuai kebutuhan mahasiswa,” lanjutnya.
Selain itu, penambahan fasilitas seperti buku yang lebih variatif dan kantin juga dinilai dapat membuat pengguna Kandaga dapat lebih nyaman saat belajar maupun mengerjakan tugas.
Tanggapan Pustakawan Kandaga
Menanggapi hal tersebut, Sri Rakhmiyati, Pustakawan Madya Kandaga, menyampaikan bahwa alasan jam tutup lebih awal berkaitan dengan keamanan dan jumlah pegawai yang terbatas. Saat ini, hanya ada satu petugas keamanan yang berjaga, membuat situasi sore hari menjadi lebih rawan.
Kendati demikian, Sri mengaku Kandaga bisa saja menambah jam operasional seperti yang disarankan mahasiswa. Namun, Sri menegaskan perlunya dukungan dari pihak universitas untuk menyesuaikan kebutuhan sumber daya di Kandaga.
Selain itu, perbaikan jam operasional dan fasilitas perpustakaan harus selaras dengan antusiasme mahasiswa untuk mengunjungi perpustakan. Meskipun perbaikan jam operasional dan fasilitas perpustakaan telah dilakukan, tantangan utama masih terletak pada antusiasme mahasiswa itu sendiri.
Sri menyebutkan bahwa pada jam-jam tertentu, hanya terdapat sekitar 10 hingga 15 mahasiswa yang hadir, mempertanyakan efektivitas penggunaan sarana yang telah disiapkan.
“Kita bisa aja, tapi pendukung lainnya siap apa enggak? Sementara apakah mahasiswanya yang efektif datang ke perpus, banyak gak? Itu efektif gak dibandingkan dengan sarana yang harus kita persiapkan. Mungkin kalo segalanya siap, mahasiswa yang datang lebih banyak.” ungkap Sri.
Desakan ke Rektor
dJatinangor telah menyampaikan berbagai keluhan dan aspirasi terkait layanan Perpustakaan Kandaga kepada Rektor Unpad, Arief S. Kartasasmita dalam kegiatan audiensi yang digelar pada Senin (28/10) lalu.
Dalam sesi diskusi, Arief mengklaim bahwa selama ini seharusnya Perpustakaan Kandaga sudah beroperasi hingga malam hari, setidaknya hingga pukul 21.00 WIB. Pasalnya, pengelolaan Kandaga selama ini ada di bawah Wakil Rektor 1 yang sebelumnya diduduki oleh dirinya.
Arief juga mengklaim bahwa Kandaga telah menerapkan sistem asisten pustakawan magang dari pihak mahasiswa untuk mengelola dan menjaga Kandaga hingga malam hari.
“Nanti saya cek ya. Karena sebagai Warek 1 sebelumnya, setahu saya perpustakaan itu sudah buka sampai jam 9 (malam). Dan sudah menggunakan mahasiswa magang untuk menjaga,” jelasnya.
Arief juga menyebut bahwa permintaan perbaikan mengenai jam operasional perpustakaan Kandaga telah diajukan sejak satu tahun yang lalu pada masa kepemimpinan Rektor Rina Indiastuti.
Arief pun berjanji akan segera melakukan pengecekan dan perbaikan layanan di Kandaga sesuai dengan keluhan dan aspirasi yang disampaikan oleh mahasiswa.
“Kalau ternyata temen-temen mahasiswa belum bisa akses sampai malam, saya janji nanti saya cek ya, kenapa jam 5 (sore) sudah tutup perpustakaan,” lanjut Arief.
Penulis: Adellia Putri, Hasanudin Yahya, & Salaisa Safa
Editor: Ridho Danu