Beberapa mahasiswa melakukan aksi bela Palestina dan solidaritas dukungan terhadap mahasiswa di USA yang mengalami tindakan represif ketika menyuarakan kemerdekaan Palestina, Kamis (2/5) sore. (Isal Izzudin/UnpadSJP).
djatinangor.com — Aksi Bela Palestina digelar di Brooklyn Barat dan Brooklyn Timur kawasan Gerbang Lama (Gerlam) Unpad, Kamis (2/5) lalu. Aksi tersebut diinisiasi oleh Unpad Student for Justice in Palestine (UnpadSJP).
Aksi ini merupakan bentuk solidaritas massa Unpad ke mahasiswa-mahasiswa yang ada di Columbia University dan mahasiswa secara umum yang ada di Amerika Serikat yang mendapatkan represifitas ketika mereka melakukan aksi bela Palestina. Sekitar 50-an Kema Unpad turut melakukan aksi bersama.
Aksi tersebut digelar dua kali dalam sehari. Pertama, pagi sekitar pukul 7 hingga 8 pagi yang diisi dengan kegiatan orkestrator dan orasi di Brooklyn Barat. Kedua, sore sekitar pukul 16, selama kurang lebih 45 menit dengan kegiatan yang sama dan diakhiri dengan shortmarch dari Brooklyn Timur ke atas menuju bundaran lalu ke arah Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), melewati UKM Barat dan berhenti di Menwa. Aksi tersebut ditutup dengan pernyataan sikap.
Selain itu, aksi yang berlangsung juga turut diramaikan dengan bunyi-bunyian klakson para pengendara yang lewat. Fadhil Abdurrahim, Koordinator Lapangan Aksi menyebut klakson dibunyikan oleh pengendara sebagai tanda dukungan terhadap aksi yang tengah berlangsung.
“Kemudian pengendara-pengendara motor yang lewat, kami bilang kayak gini ‘Kalau sepakat dukung Palestina boleh klakson’ jika setuju dukung Palestina, siap dukung Palestina bunyikan klakson, baik motor maupun mobil”, ucap Fadhil kepada dJatinangor.com.
Ada tiga poin utama dalam pernyataan sikap yang disampaikan
1. Mengutuk sikap represif pemerintah amerika terhadap peserta aksi yang dukung palestina yang merupakan wujud nyata standar ganda pemerintah dalam memberi hak kebebasan berekspresi warga negaranya.
2. Mengajak seluruh komponen masyarakat pada umumnya, dan seluruh civitas akademika, baik mahasiswa, dosen, guru besar, dan rektor pada khususnya untuk meningkatkan kembali kesadaran, kepedulian, dukungan, tindakan material dan non material dalam upaya mendukung rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-hak kemanusiaan dan kemerdekaan.
3. Dukung sikap resmi Pemerintah RI yang tetap konsisten menolak untuk mengakui kedaulatan dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel
Mengenal UnpadSJP
Unpad Student for Justice in Palestine (UnpadSJP) merupakan kelompok aktivis yang baru saja dibentuk pada Selasa (30/4) lalu. Kelompok ini dimotori oleh para mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap isu kemanusiaan dan kemerdekaan Palestina. Nama tersebut terinspirasi dari gerakan koalisi nasional serupa di Amerika Serikat dengan nama yang mirip, yakni National Student for Justice in Palestine.
Motif pembentukan gerakan ini adalah bentuk solidaritas antar mahasiswa untuk mendukung gelombang demonstrasi di Amerika Serikat yang digagas oleh mahasiswa. Salah satu dukungan utama yang diberikan adalah kepada Columbia University sebagai pelopor demonstrasi bela Palestina di AS.
Solidaritas juga ditunjukkan untuk mendukung ribuan mahasiswa dan dosen yang ditangkap di Amerika Serikat ketika menyuarakan demonstrasi di berbagai wilayah. Gelombang demonstrasi tersebut sebelumnya digelar untuk memprotes pemerintah dan kampus-kampus AS yang bekerja sama dengan Israel untuk mendukung genosida di Palestina.
Fadhil pun mengklaim bahwa eksistensi UnpadSJP saat ini bahkan sudah diakui oleh koalisi nasional dari AS sebagai “first chapter in Indonesia”.
“Ke depannya, kita akan coba meningkatkan awareness Kema dan mungkin mengikuti flow aksi yang sedang berlangsung di USA”, ujar Fadhil.
Athiyya, salah satu peserta demo menyampaikan harapannya bagi gerakan UnpadSJP. Ia berharap, ke depannya Kema Unpad lebih sadar akan isu kemanusiaan di Palestina dan ikut menyuarakannya lewat aksi.
“Aku berharapnya kalo kita ngelakuin aksi lagi bakal lebih banyak mahasiswa Unpad yang join, karena kalau dibanding di luaran sana kita belum apa-apa, mereka (mahasiswa di AS) bahkan sampai ditangkap dan digebukin aparat setempat”, harap Athiyya.
Penulis: Yoga Firman
Editor: Ridho Danu