[Resensi] Melihat Kekacauan Sosial-Politik Indonesia dari Sudut Pandang Lain

Judul Buku      : Pulang
Penerbit           : Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Tahun Terbit    : 2012
Cetakan           : Cetakan kedelapan. Jakarta, Februari 2017
Tebal Buku      : viii+461; 13,5 x 20 cm
Pengarang       : Leila S. Chudori

“Aku tak ingin berakhir seperti mereka, saling mencintai. Lantas kehilangan dan kini mereka hanya mengenang dan merenung dari jauh.” – Leila S. Chudori, Pulang.

Novel “Pulang” karya Leila S. Chudori bercerita tentang kehidupan dua keluarga Indonesia yang terpisah oleh peristiwa bersejarah pada masa lalu dan masa kini.

Kisah dimulai pada tahun 1965, ketika Indonesia dilanda kekacauan politik dan sosial pasca penangkapan dan pembunuhan para anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dituduh sebagai dalang di balik upaya kudeta. Dalam suasana kekerasan itu, seorang pemuda bernama Dimas Suryo harus melarikan diri dari Jakarta dan meninggalkan keluarganya, termasuk ibu dan kekasihnya, Anjani.

Sepuluh tahun kemudian, Dimas pulang ke Jakarta sebagai seorang jurnalis dan menemukan bahwa keluarganya telah berubah banyak. Ibunya sudah meninggal dan saudaranya, Bisma, telah menjadi pejabat yang korup. Anjani, yang ternyata sudah menikah dan memiliki seorang putri, juga menghadapi kesulitan dalam menjaga keluarganya akibat konflik antara suaminya dan keluarganya yang berbeda agama.

Sementara itu, di Paris, Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis terkenal Indonesia yang mengasingkan diri di sana, menjalin hubungan dengan seorang wanita Perancis, Genevieve. Hubungan mereka menjadi rumit ketika Pram tertarik pada seorang wanita Indonesia bernama Zubaidah, yang juga menjadi target pengawasan intelijen Indonesia.

Melalui perjalanan hidup para tokohnya, “Pulang” mengungkapkan bagaimana politik, sejarah, dan hubungan personal dapat saling terkait dan memengaruhi satu sama lain. Novel ini mengambil sudut pandang yang berbeda dalam melihat peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti Gerakan 30 September 1965, G30S/PKI, dan tragedi 1998.

Mengetahui sejarah Indonesia dari sudut pandang yang berbeda, merasakan emosi dan perjuangan para tokoh dalam cerita, dan menemukan inspirasi dari kisah cinta tentang kesetiaan dan pengorbanan yang harus dilakukan dalam sebuah hubungan, kamu akan merasakan perjalanan hidup mereka, mengalami perjuangan dan rasa sakit yang mereka rasakan.

Beberapa kelebihan yang disuguhkan novel ini adalah penulis berhasil menggambarkan dengan sangat detail khususnya pada masa perjuangan kemerdekaan, penulis menciptakan karakter-karakter yang kuat dan kompleks sehingga pembaca dapat merasakan emosi yang dirasakan oleh para tokoh dalam cerita, novel ini memiliki alur cerita yang terorganisir dengan baik sehingga mudah untuk diikuti oleh pembaca, dan penulis menggunakan sudut pandang yang berbeda dalam mengisahkan cerita sehingga pembaca merasa terlibat dalam cerita.

Disamping kelebihannya, novel ini masih memiliki beberapa kekurangan seperti bahasa yang digunakan dalam novel terkadang sulit dipahami terutama untuk para pembaca yang belum terbiasa dengan bahasa sastra, terlalu banyak detail sejarah membuat pembaca terllau fokus pada detail dan kurang dapat menikmati alur cerita keseluruhan, dan terdapat beberapa bagian cerita yang kurang terkait dengan alur cerita utama sehingga membuat pembaca bingung.

Penulis: Zia
Editor: Ridho Danu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *