Konferensi Pers Komite Simpul Puan dalam rangkaian peringatan International Women’s Day, Sabtu 4 Maret 2023. (Dok. Simpulpuan)
dJatinangor.com – Komite Simpul Puan menyelenggarakan konferensi pers, Sabtu (4/3) sebagai pre-event untuk memaparkan agenda dan konsolidasi aksi peringatan International Women’s Day (IWD) pada 8 Maret mendatang. Komunitas transpuan turut hadir menyampaikan keresahan terkait status keberadaan mereka di dalam masyarakat.
Ketua komunitas transpuan Srikandi Priangan, Farah, menerangkan banyak transpuan dipaksa menekan kebebasan berekspresinya demi dapat diterima oleh masyarakat. Kemerdekaan mereka dalam memilih penampilan dibatasi oleh perusahaan-perusahaan yang bersikap diskriminatif terhadap pelamar kerja transpuan.
“Transpuan-transpuan Kota Bandung itu sulitnya untuk akses mendapat pekerjaan. Karena mungkin dia dulunya sudah keluar dari rumah atau dari keluarga, mungkin dia sebenarnya punya skill, tapi untuk di perusahaan dia tidak mendapat pekerjaan. Melihat penampilan sudah di-stop, sudah tidak bisa, padahal skill-nya udah punya,” tutur Farah.
Perlakuan diskriminasi beruntun kerap dialami oleh para transpuan. Sebagai warga negara, hak mereka acap kali dikesampingkan oleh pemerintah dan status mereka diabaikan oleh masyarakat hingga anggota keluarga mereka sendiri. Sehingga transpuan banyak bergantung pada komunitasnya untuk mendapatkan dukungan.
Reza, transpuan yang memilih dipanggil Teh Reza, mencurahkan isi hatinya untuk mewakili komunitas transpuan tentang bagaimana perbedaan mereka menyebabkan mereka dilecehkan hak dan perasaannya.
“Sementara saya mau bertanya dulu ke teman-teman boleh nggak? Apakah transpuan itu warga negara bukan? Sementara kan kalau warga negara punya hak dan kewajiban tidak? Punya. Bener ‘kan? Punya. Tapi kenapa di tiap acara-acara pemerintahan transpuan selalu dipinggirkan?” tegasnya.
Melalui International Women’s Day 2023, Teh Reza meminta masyarakat dan pemerintah mengakui transpuan sebagai perempuan sosial serta peka terhadap hak-hak transpuan sebagai warga negara. Selain itu, ia berharap kasus pelecehan terhadap transpuan tidak lagi terjadi.
“Maka saya titip pada temen-temen di sini, apabila ada menemukan teman atau sahabat dengan keadaan kita seperti ini, please banget, jangan dilecehkan. Karena melecehkan orang itu salah,” tutupnya.
Reporter: Zulfa Salman
Editor: Ridho Danu Prasetyo