dJatinangor
Kompetisi debat dan esai bertajuk Government Administration Civics Competition (GACC) kembali diselenggarakan tahun ini. Kompetisi yang diikuti oleh siswa SMA se-Indonesia ini rutin diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Administrasi Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Hima Adpem FISIP Unpad). Pada tahun ini tema yang diambil berjudul Peran Generasi Z dalam Menghadapi Kontradiksi Globalisasi. Acara puncak GACC 2019 sendiri dilaksanakan pada Sabtu-Minggu (2-3/11) di Kampus Unpad, Sumedang.
Project Officer GACC 2019, Dinda Elton Putri, berujar tema tersebut diambil agar Generasi Z sebagai masa depan bangsa mampu menyikapi dampak negatif globalisasi yang terus berjalan sesuai perkembangan zaman. Selain itu, melalui debat ini Generasi Z diharapkan mampu memanfaatkan dampak positif seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan.
“Kita sebagai Generasi Z harus tahu bagaimana cara menyikapi dampak negatif dan positif dari globalisasi. Globalisasi, kan, lajunya cepet banget yang mempengaruhi juga dengan ilmu pengetahuan. Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa sejalan dengan globalisasi. Saling mendampingi,” ucap Dinda.
Sistematika lomba debat cukup beragam. Tim debat yang terdiri dari siswa SMA se-Indonesia diharuskan untuk mengirimkan video argumentasi dengan berbagai opsi tema. Video tersebut lalu dijadikan bahan pertimbangan dewan juri untuk memutuskan 16 tim mana saja yang melaju ke babak final atau lomba debat di acara puncak.
Sementara itu, untuk lomba esai para peserta diharuskan mengirimkan naskah dan pemenangnya akan diumumkan secara langsung di acara puncak.
Juri yang menilai kompetisi debat dan esai pada GACC 2019 ini pun datang dari berbagai latar belakang. Terhitung terdapat sembilan orang yang terdiri dari akademisi, mahasiswa berprestasi (mawapres) Unpad, hingga perwakilan dari Hima Adpem. Juri tersebut antara lain Dosen Departemen Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI Leni Anggraeni, Mawapres Unpad 2017 Yumni Rizqika, Ketua Delegasi Unpad pada Harvard National MUN 2019 Mohamad Desgia, dan lainnya.
SMAN 2 Kuningan tercatat sebagai juara pertama dalam lomba debat disusul dengan SMA Santa Maria Cirebon dan MAN 2 Kediri di tempat kedua dan ketiga. Sementara itu, lomba esai dimenangkan Dewi Hafshah dan Sarah Zhafira dari SMAN 1 Garut sebagai juara 1, Keysha Rafid dan Wildan Ahmad dari SMAN 1 Garut sebagai juara 2, serta Diah Arum dan Seveentena dari SMAN 1 Badegan sebagai juara 3.
Dinda mengungkapkan apabila antusiasme tahun ini meningkat dibandingkan tahun kemarin, khususnya lomba esai. Ia juga berharap agar peserta semakin peduli dengan dampak globalisasi serta peran Generasi Z dalam menghadapinya.
“Harapannya yaitu untuk meningkatkan awareness untuk peserta khususnya pentingnya memilah dampak baik dan menghindari dampak buruk globalisasi melalui pendidikan,” tutup Dinda.
Berpikir Kritis Sembari Menambah Teman
Beragam cerita dan tanggapan datang dari peserta, salah satunya Salim Abdul Hakim dari SMAN 2 Kuningan. Baginya, perlombaan ini adalah modal untuk mengukur kemampuannya dalam berpikir kritis.
“Sebagai modal ke depannya dan untuk mengukur kemampuan saya sampai mana. Lagi pula, saya menyukai pembahasan mengenai masalah sosial dan dunia. Lagian, kita punya makna sendiri kalau membahas sesuatu yang kita sukai, apalagi untuk masa depan. Di perdebatan ini banyak permasalahan yang memacu kita untuk kritis,” kata Salim yang juga dinobatkan sebagai Best Speaker pada lomba debat GACC 2019.
Ia menambahkan, melalui perlombaan ini ia bisa mengenal banyak teman baru dari berbagai latar belakang daerah dan budaya. “Ini, kan, tingkat nasional. Jadi euforianya sangat tinggi. Lagipula ini banyak dari daerah, jadi mampu mengenal banyak orang dan mendapatkan pelajaran, budaya, serta cerita,” tutup Salim.
Tulisan ini merupakan hasil kerja sama media partner antara LPPM dJATINANGOR dengan GACC 2019.
Erlangga Pratama dan Rara Berliana
Editor: Ananda Putri