Aliansi BEM Sosial Humaniora Universitas Padjadjaran (Soshum Unpad) mengadakan Aksi Kamisan bertajuk “Dewan Perwakilan Siapa?” pada Kamis (26/09) di Brooklyn Barat, Unpad. Aliansi BEM Soshum ini mencakup Fisip, FIB, Fikom, FH, dan FEB. Sebanyak puluhan mahasiswa dari berbagai fakultas di Unpad berpartisipasi dalam aksi.
Aksi dimulai sekitar pukul 16.14 WIB dengan menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Dilanjut dengan beberapa orasi, aksi teatrikal, dan pembacaan puisi. Lagu Bunga dan Tembok yang dipopulerkan oleh Fajar Merah turut dilantunkan.
“Di sini (Aksi Kamisan Unpad) targetnya membumikan isu tentang kinerja DPR akhir-akhir ini, terus demokrasi kita yang sudah mulai dikekang,” ujar Riezal Pratama, Ketua BEM Fisip. Ia mengatakan target yang ingin dicapai adalah penyadaran masyarakat.
Sedangkan Mahmud, Ketua BEM Fikom, mengatakan Aksi Kamisan dapat menjadi wadah partisipasi bagi mahasiswa yang tidak bisa mengikuti aksi unjuk rasa di Gedung DPR RI pada Selasa (24/9).
“Kita bikin momentum supaya teman-teman juga bisa ikut merasakan dan menyuarakan pendapat mereka masing-masing itu lewat acara seremonial,” timpal Mahmud.

Menjelang penghujung aksi, mahasiswa melakukan aksi simbolis tidur di jalan selama sekitar lima menit. Mereka mengepalkan tangan dan menyanyikan Mars Mahasiswa.
“Mungkin dengan tidurnya kami di sana sebagai bukti bahwa mahasiswa tidak berarti apa-apa dibanding dengan kemunduran Indonesia dengan pengesahan kebijakan yang tidak prorakyat,” ujar Aditya Supena, Ketua BEM FEB.
Rasendrya Dafarel Abinaya, koordinator lapangan Aksi Kamisan, berharap mahasiswa lebih banyak mengadakan aksi seperti ini, tetap bersolidaritas, dan melakukan kajian. Ia juga mengatakan akan terus ada aksi-aksi lain sebagai bentuk pengawasan dan kekecewaan apabila DPR belum mengubah keputusannya terkait sejumlah RUU kontroversial.
“Kemauan kita bukan ditunda, tapi dibatalin. Kalau nggak bisa dibatalin, baca lagi, dikoreksi, bukan ditunda. Itu yang kita mau,” tukas Dafarel.
Dua hari sebelumnya, ribuan mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Jakarta. Selain menolak sejumlah RUU kontroversial dan UU KPK, massa menyuarakan beberapa desakan lain yang terangkum dalam 7 desakan gerakan #ReformasiDikorupsi. Sekitar 800 mahasiswa Unpad turut bergabung dalam aksi tersebut.
Ni Luh Lovenila Sari Dewi dan Jessy Febriani
Editor: Ananda Putri