Belajar Mengenal Lingkungan Sekitar Melalui Ajang Miss Indonesia

Wawancara dengan Made di Fakultas Psikologi Universitas Padjdjaran
Foto Oleh : Fariza Rizky

Ajang kontes kecantikan nasional, Miss Indonesia kembali digelar tahun ini. Tiga puluh empat finalis dari seluruh provinsi di Indonesia memasuki masa karantina pada 10-23 Februari 2018. Para finalis berlomba unjuk bakat dan kemampuan saling melempar ide guna memukau para juri, 22 Februari 2018 yang lalu di Jakarta.

Siapa sangka dari puluhan finalis Miss Indonesia tahun ini, ternyata ada salah satu finalis yang berasal dari Universitas Padjadjaran. Made Indah Swastiadewi namanya, mahasiswa Fakultas Psikologi tahun 2015. Lahir di tanah Bali membuat ia dipilih menjadi finalis Miss Indonesia mewakili provinsi Bali.

Wanita yang akrab disapa Made ini, termotivasi mengikuti ajang Miss Indonesia karena menyukai dunia modeling. Tak hanya itu, menurutnya ajang ini juga tempat belajar hal lainnya seperti, public speaking, juga ikut mengetahui kondisi lingkungan sekitar. Selama mengikuti karantina, Made bersama dengan finalis lainnya juga melakukan kunjungan ke berbagai tempat, seperti sentra batik, panti jompo, dan pabrik kosmetik.

Selain itu, wanita yang lahir pada 3 Maret 1997 menjelaskan bahwa ada sosok Ayah yang mendukung penuh Made untuk mengikuti ajang Miss Indonesia. Menurut penuturannya sang Ayah berharap agar Made bisa menambah pengalaman sembari mengisi waktu liburan. “Aku sih ingin ikut ini (Miss Indonesia) supaya tidak di rumah aja, biar ada kegiatan. Dan Papaku ngomong, kalau mau isi liburan, boleh, asal sama hal yang bermanfaat.”

Made mengakui sempat mengalami hambatan dalam mengikuti rangkaian audisi ajang Miss Indonesia, dari tes tertulis, interview, dan catwalk. Namun, ia terus optimis hingga pihak RCTI menghubunginya untuk menjadi salah satu finalis Miss Indonesia 2018 asal Bali.

Meskipun Made hanya sampai posisi 30 besar Miss Indonesia, ia tetap bersyukur dan tidak menjadikan itu hambatan ke depannya. Ia bersyukur karena telah berdiri dengan bangga di atas panggung bersama dengan finalis Miss Indonesia yang lainnya. “Aku enggak mikirin aku harus menang. Semua orang, kan, pasti punya tujuan, pengen jadi Miss Indonesia. Tapi, aku gak fokus ke sana terus karena sejujurnya itu bisa bikin aku stress.”

Made mengatakan kalau kompetisi ini bukan untuk mengalahkan orang lain. Karena semua finalis di Miss Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk menang dan sudah diatur rejekinya masing-masing. “Intinya, jadi diri sendiri aja dan melakukannya dengan santai, jangan terbeban,” ujar wanita yang mengagumi salah satu juri Miss Indonesia,  Liliana Tanoesoedibjo.

Walaupun ajang Miss Indonesia telah berakhir, itu tidak menghentikannya langkah Kak Made untuk mengeksplor ketertarikannya pada masalah sosial. Salah satunya ialah kasus kekerasan seksual yang masih banyak terjadi di Indonesia dan menelan banyak korban. Ia ingin terjun langsung untuk mengembalikan kesejahteraan psikis mereka yang mengalami kekerasan sekusal agar sama seperti kita.

Ia meyakini kalau mereka tidak perlu merasa malu untuk kembali ke dunia normal. “Tujuan aku itu pengen ke satu tempat yang kekerasan seksualnya tinggi, lalu nanti aku pengen memberikan arahan bagaimana cara melindungi diri dari orang yang tidak bertanggung jawab. Itu seharusnya sudah dikasih tahu sejak usia dini,” tutupnya.

 

Elisa Christiana Sulardja

Editor : Nadhen Ivan

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *