Semua Indikator Pemeringkatan Kemenristekdikti Unpad Turun

Penyambutan dan pemakaian jas oleh Rektor Unpad Tri Hanggono dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di hari pertama penerimaan mahasiswa baru Unpad (21/8). (Foto: Tamimah Ashilah)

Medio Agustus lalu Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengeluarkan hasil pemeringkatan terbaru perguruan-perguruan tinggi. Hasil pemeringkatan itu menunjukkan peringkat Unpad menurun dari peringkat 10 pada tahun lalu menjadi peringkat 14. Baru-baru ini, indikator penilaian pendidikan tinggi keluar melengkapi hasil pemeringkatan itu. Dalam rilisan itu, Unpad terlihat mengalami penurunan nilai untuk semua indikator.

Penilaian Kemenristekdikti sendiri menggunakan empat indikator, yaitu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM),  kelembagaan, kegiatan kemahasiswaan, serta penelitian dan publikasi ilmiah. Dari keempat indikator itu, kecuali indikator kualitas SDM, semuanya mengalami perubahan.

Indikator kelembagaan, yang sebelumnya bernama indikator akreditasi, ditambah dua variabel, yaitu jumlah program studi dengan akreditasi/sertifikasi internasional dan jumlah mahasiswa asing. Indikator kualitas penelitian juga mengalami penambahan variabel, yaitu kinerja pengabdian kepada masyarakat. Sementara, indikator kualitas kegiatan kemahasiswaan “dipertajam dan diperluas”.

Indikator yang terakhir disebut menghitung prestasi dalam berbagai bentuk, mulai dari mahasiswa berwirausaha; pertukaran mahasiswa; pengabdian kepada masyarakat; dan prestasi kokurikuler dan ekstrakulikuler, seperti PIMNAS, Mawapres, lomba debat, dan kejuaraan olahraga. Ia juga menghitung tingkat kepedulian perguruan tinggi/institusi terhadap kegiatan kemahasiswaan, mulai dari alokasi dana untuk kegiatan kemahasiswaan, pembinaan mental kebangsaan, pembinaan kewirausahaan dan karir, beasiswa dan bantuan biaya pendidikan, regulasi pembinaan kemahasiswaan, sarana prasarana kegiatan, asuransi kesehatan, sampai konseling.

Nilai keempat indikator itu semuanya mengalami penurunan dari tahun lalu. Indikator kualitas SDM turun dari 3,57 menjadi 3,1513; indikator kelembagaan turun dari 3,67 menjadi 3,51; indikator penelitian dan publikasi ilmiah turun dari 2,39 menjadi 2,29933; indikator kemahasiswaan turun dari 0,98 menjadi 0,811. Nilai total indikator turun dari 74,30 menjadi 67,88.

Sebagai perbandingan, Undip yang tahun lalu berada di peringkat sembilan, satu peringkat di atas Unpad, mengalami peningkatan di hampir semua indikator. Hanya indikator secara kelembagaan yang turun dari 3,66 menjadi 3,4583 pada tahun ini.

“Ini jadi hal yang sangat disayangkan. Berarti ada yang gak beres, ” ujar Ragib Firdaus ketika diwawancarai pada pertengahan September lalu.

Kepala Departemen Kajian Strategis BEM Fisip Unpad Annadi Alkaf berpendapat senada dengan Ragib. “Tidak bisa dipungkiri kualitas Unpad memang lagi menurun sekarang ini,” kata Annadi.

Ia pun menyinggung soal pihak Unpad yang terus membela diri atas penurunan peringkat Unpad. Khusus indikator kegiatan kemahasiswaan, ia berpendapat pihak rektorat kurang memberikan dukungan dana untuk kegiatan kemahasiswaan. “Gue melihat ada ketidaksinkronan antara rektorat dan mahasiswa. Mahasiswa dibentuk untuk kegiatan dan segala macam. Tapi di sisi lain dana kemahasiswaan saat ini sangat dibatasi,” ungkap Annadi.

Perlu Kepeduliaan Semua

Sementara, Reiza Dienaputra pada September lalu, ketika masih menjabat sebagai Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan, menyebut Unpad masih masuk golongan universitas terhormat. “(Peringkat Unpad) Nggak terjun bebas, masih di klaster terhormat, klaster satu,” ucap Reiza.

Ia juga menyampaikan, walau Unpad turun peringkat, mahasiswa harus tetap berpandangan positif dan optimis. Ia juga berpesan pada mahasiswa untuk tidak abai dengan permasalahan yang ada di lingkungan yang terdekat.

Ia juga menyinggung tentang kepedulian seluruh masyarakat Unpad. “Borang (formulir pendaataan untuk penilaian oleh Kemenristekdikti) kita yang kemarin 2016 disebar kepada teman-teman fakultas. Ada yang merespon dengan baik, ada yang tidak.” kata Reiza. “Karena bisa jadi ada yang menganggap, ‘ah, ini bukan bagian dari kami’.”

“Padahal, ini tugas Unpad, tugas bersama. Unpad itu bukan hanya rektor, warek, direktur, dekan, atau manajer. Melainkan juga para dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa pada umumnya,” tegasnya.

Reiza mencontohkan, mahasiswa bisa ikut membantu dengan ikut peduli dengan akreditasi prodinya atau meminta Pedoman Akademik kepada pihak dekanat.

(Zuhhad A.)

Editor: Reza Pahlevi

2 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *