JATINANGOR – Pemeringkatan perguruan tinggi di Indonesia yang dilakukan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi kembali diumumkan pada pertengahan Agustus lalu. Peringkat Unpad jatuh dari kesepuluh menjadi peringkat empatbelas. BEM Kema Unpad bahkan menyebut peringkat Unpad terjun bebas.
Menyadari hal tersebut, BEM Kema Unpad mengadakan Kajian Spesial Kema Unpad Merespons: 60 Tahun Universitas Padjadjaran. Kajian ini diadakan di Bale Rucita, Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Jumat (15/9), beberapa hari setelah dies natalis Unpad ke-60. Dalam kajian tersebut hadir Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan Unpad, Prof. Dr. Reiza D. Dienaputra, M.Hum, selaku narasumber.
Reiza menjelaskan, turunnya peringkat Unpad tahun ini disebabkan oleh adanya perubahan indikator dalam komponen utama yang dinilai oleh Kemenristekdikti, yaitu Kualitas Sumber Daya Manusia, Kualitas Kelembagaan, Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan, serta Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah. Akan tetapi, tidak keempat komponen utama mengalami perubahan.
Perubahan terdapat dalam komponen kualitas kelembagaan. Dalam komponen ini, ada dua indikator tambahan yakni jumlah program studi yang telah mempunyai akreditasi internasional dan jumlah mahasiswa asing yang berkuliah di universitas bersangkutan. Komponen kualitas penelitian pun mengalami penambahan indikator, yaitu pengabdian kepada masyarakat.
“(Peringkat Unpad) Nggak terjun bebas, masih di klaster terhormat, klaster satu,” ucap Reiza kepada para mahasiswa dan dosen yang menghadiri kajian tersebut. Klasterisasi sendiri baru diperkenalkan tahun ini oleh Kemeristekdikti. Ada total lima klaster PT di Indonesia, dengan komposisi: klaster 1 berjumlah 14 PT; klaster 2 berjumlah 78; klaster 3 berjumlah 691, klaster 4 berjumlah 1,989, dan klaster 5 berjumlah 290.
Melihat penurunan peringkat ini, Reiza mengajak mahasiswa untuk tetap berpandangan positif dan optimis. Peringkat empat belas dianggapnya masih baik, Reiza meminta mahasiswa untuk tidak abai dengan permasalahan yang ada di lingkungan terdekat mereka. Sebelum mengurusi permasalahan yang ada di ruang lingkup lebih jauh.
Komponen kegiatan kemahasiswaan yang tahun lalu memperoleh nilai terendah juga dibahas oleh Reiza. Salah satu kegiatan kemahasiswaan yang dianggapnya baik adalah School of Leader yang diadakan BEM Kema Unpad. Sedangkan mengenai turunnya kuantitas jumlah proposal Pekan Ilmiah Nasional (Pimnas) yang didanai pada 2016 lalu, Reiza mengatakan bahwa hal itu murni karena banyak proposal gagal di seleksi administratif selain karena kualitas yang kurang baik.
(Ananda Putri Upi Mawardi)
Editor: Reza Pahlevi
Lha….promosi School of Leader secara gk langsung