Mencari Titik Terang Sarana Jalan Berlubang dan Penerangan Unpad

Kondisi jalan di depan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran pada malam hari Foto oleh: Nadhen Ivan

“Jdug jdug jdug”, suara itu sering terdengar setiap kita melewati Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Padjadjaran (Unpad), aspal yang berlubang yang menjadi sumber suara itu. Jalanan Unpad saat malam pun kerap menjadi ketakutan mahasiswa Unpad Sebenarnya, ada apa sih sama sarana prasarana Unpad?

Kinasih Sekar Arum, mahasiswi Fakultas Teknik Industri Pertanian (FTIP), mengatakan penerangan sekitar fakultasnya masih buruk. Hal sama dikatakan Reski Ramdhan Wijaya, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).”Sering-sering adain evaluasi deh, dan kalo udah dievaluasi, ditindak langsung gitu, ga cuma nyari data doang.” tambah Reski.

Ajeng Putri Kusuma, mahasiwi Fakultas Pertanian (Faperta) juga berujar yang sama. Menurut mereka, jalanan sekitar fakultas tidak memiliki lampu. Sepanjang jalan dari Fikom hingga FIB salah satu contohnya, tidak ada lampu jalan di sana. Bahkan tiang lampunya pun nihil. Keadaan jalan dari Fakultas Kedokteran – Fakultas Keperawatan– Fakultas Psikologi juga sama.

Selain lampu, masalah lain adalah aspal jalan yang berlubang dan tidak rata. Menurut Delinda Hasna, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik(Fisip) Unpad, sering terjadi kecelakaan ringan pada mahasiswa, seperti kaki keseleo, saat melewatinya. dJatinangor sempat berjalan menyusuri jalanan Unpad pada Senin malam, 9 April 2018 dan mendata titik-titik jalan rusak dan lampu tidak menyala di Unpad, dan hasilnya seperti ini:

Tanggapan Pihak Rektorat

Irwan Ary Dharmawan, Direktorat Umum Sarana dan Prasarana (Dirsarpras) Unpad, mengatakan jalan aspal seharusnya mengalami pemeliharaan setiap dua tahun. Namun, Unpad kekurangan biaya untuk mengaspal ulang. Mereka hanya menutup lubang dengan semen. Ini terjadi kerena tidak ada dana sarana prasarana dari pemerintah Indonesia.

Sejak 2016, dana sarana prasarana perguruan tinggi yang setidaknya butuh 40 sampai 80 miliar dipangkas jadi 0 rupiah. Unpad telah mengirim proposal perbaikan jalan dan jembatan rektorat kepada Kementerian Umum dan Pekerjaan Rakyat. Tapi, masih menunggu persetujuan menteri.

Kondisi tempat mahasiswa seperti Fapet dan Faperta praktikum memang tidak layak. Jalanannya tidak kondusif dan gelap. Kondisi jalan umum Unpad yang berlubang tidak menjadi prioritas utama. Apakah penutupan lubang dengan semen sudah berjalan? Menurutnya, jalur saintek sedang diperbaiki. Tapi bertahap karena tenaganya hanya 8 orang untuk wilayah seluas 170 hektar.

Menurut Irwan, Perbaikan baru berjalan bulan ini karena kemarin masih sering hujan. Hujan menyebabkan perbaikan yang dilakukan percuma. Setelah jalur saintek diperbaiki, pihaknya baru mulai memperbaiki bagian soshum. Lampu juga baginya bukan masalah, “Lampu yang mati tinggal diganti. Hal yang rumit adalah jika tiang lampu yang kurang. Memasang jaringan listrik tidak mudah. Perlu ada izin dari PLN, pemasangan ke gardu listrik, dan penggalian jaringan ke dalam tanah,” ujar Irwan.

Kondisi jalan berlubang di depan FISIP Unpad pada siang hari Foto oleh: Tamimah Ashilah

Saat ini, pihaknya belum mampu. Unpad baru bisa menambal jalan dengan semen dan mengganti lampu yang mati. Mengenai lampu mati yang belum diganti, Irwan menghimbau warga Unpad melaporkannya melalui emailnya, dir.sarpras@unpad.ac.id. Kerusakan internal fakultas juga bisa dilaporkan ke pihak fakultas dulu. “Nanti fakultas yang menyampaikan pada pusat,” ujar Irwan.

Inilah prioritas utama Unpad. Mereka fokus memperbaiki fasilitas ruang kuliah. “Insyallah, semester depan mulai diperbaiki. Sekarang tinggal proses pengadaan barang,” kata Irwan. Lalu, mengapa Unpad punya uang untuk pengadaan barang padahal tidak mendapatkan dana? Menurut Irwan, Fasilitas ruang kuliah didanai Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa. Ini berdasarkan keputusan rektor, uang dari mahasiswa harus dirasakan langsung mahasiswanya.

Irwan mengatakan, fasilitas yang baik merupakan cita-cita warga Unpad.Perlakuan terhadap fasilitasjuga perlu baik. Ia menghimbau mahasiswa untuk mengurangi penggunaan kendaraan dalam Unpad. Banyaknya kendaraan menyebabkan jalan padat dan banyak kecelakaan. Untuk itu, ia berencana membuat kantong-kantong parkir. “Kendaraan hanya berhenti sampai sana. Mahasiswa ke fakultasnya naik odong. Tentu ini hanya bisa mulai berlaku jika permasalahan lain teratasi,” tambah Irwan

Erwina Rachmi/Devi Rizkyana

Editor: Nadhen Ivan

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *