
Di Indonesia terdapat sebuah komunitas yang memfasilitasi orang-orang dengan keinginan belajar banyak bahasa sekaligus budaya dari asal bahasa tersebut. Nama komunitas tersebut adalah Polyglot Indonesia. Polyglot sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti banyak lidah, istilah bagi orang-orang yang dapat menguasai banyak bahasa.
Polyglot Indonesia didirikan pada tahun 2012 oleh Arradi Nur Rizal, Monis Pandhu Hapsari, dan Krisna Laurensius sebagai wadah bagi semua penggemar bahasa yang menguasai atau sedang mempelajari bahasa Indonesia.
Tahun 2013 Polyglot Indonesia mulai dengan kegiatan Language Exchange Meetup di Jakarta. Dalam waktu satu tahun, Polyglot Indonesia telah menginisiasikan Meetup di enam kota di Indonesia: Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Banda Aceh, Semarang. Pada tanggal 17 Agustus 2013 para pendiri Polyglot mendeklarasikan Polyglot Indonesia sebagai organisasi non-profit terdaftar.
Saat ditemui di sela-sela acara Indonesian-Korean Education Fair 2018 (5/4/18) yang dilaksanakan Universitas Padjadjaran kampus Dipatiukur, Piwi selaku Sekretaris Polyglot chapter Bandung mengatakan bahwa di dalam komunitas tidak hanya belajar bahasa dan budaya asing namun juga bahasa dan budaya lokal. Hingga saat ini terdapat sekitar sepuluh kota yang aktif dari Aceh hingga Mataram yang memiliki chapter Polyglot-nya masing-masing dan tiga kota lainnya sedang menjajaki.
“Di chapter bandung sendiri ada 25 bahasa yang bisa dipelajari. Polyglot menyediakan tempat atau wadah bagi orang-orang yang ingin lebih mengasah kemampuan berbahasa dilihat dari segi praktiknya karena kebanyakan anggota Polyglot merasa jika di tempat les bahasa hanya mendapatkan banyak materi tertulis namun tidak dibarengi dengan praktik” Ujar Teh Piwi, sapaan akrabnya. Untuk saat ini tempat praktik bahasa Polyglot chapter Bandung berpindah-pindah dari dari kafe ke kafe di Bandung.
Suka menjadi passion, itulah yang dirasakan Ramlan (25) ketika bercerita mengenai awalnya ia memutuskan untuk ambil bagian di Polyglot chapter Bandung. Berbekal sedikit kesukaannya pada bahasa dan ingin mencari teman dengan hobi yang sama akhirnya berubah menjadi passion yang diminati.
“Berkat Polyglot Indonesia juga minggu kemarin saya berkesempatan pergi ke Thailand dan praktik langsung di negara seribu pagoda itu selama seminggu”. Terang pemuda yang akhir-akhir ini sibuk mengasah kemampuan public speaking-nya.
Ramlan juga bercerita mengenai kesulitannya karena di Polyglot chapter Bandung ia juga menjabat sebagai Kepala Bidang Acara Divisi Internal Polyglot Indonesia chapter Bandung. Ramlan mengaku bahwa banyaknya acara menarik yang turut mengundang Polyglot harus membuat Ramlan meluangkan waktu lebih untuk mengatur dengan acara sebaik mungkin. Namun hal itu tidak dirasa berat olehnya karena ia tidak bekerja sendiri.
“Hal itu juga tidak lepas dari pengarahan Kang Febri Darusman selaku Koordinator Regional chapter Bandung,” ujarnya.
Hal serupa juga dialami oleh Ardhi (23). Sempat belajar bahasa Mandarin namun merasa keahliannya dalam bahasa Mandarin tidak dapat terasah dengan baik, Ardhi awalnya berniat ingin mencari teman sebagai partner latihan bahasa Mandarin ternyata membawanya ketemu Febri Darusman selaku ketua Polyglot chapter Bandung dan membagi informasi tentang Polyglot Indonesia, hingga akhirnya Ardhi tertarik untuk bergabung.
“Banyak banget keuntungan yang aku dapat selama ada di komunitas ini. Pertama bisa mempraktikan bahasa yang kita kuasai, kita juga bisa mempelajari bahasa yang kita inginkan melalui laskar yang ada di Polyglot Indonesia, selain kemampuan bahasa kita juga dapat melatih kemampuan lain seperti menjadi MC dan cara mengedit video” ujarnya.
Di Polyglot chapter Bandung Ardhi adalah pengurus Polyglot sebagai videographer yang meliput kegiatan dan koordiator bahasa Mandarin dan admin media sosial.
Mengenai prestasi yang telah diukir Polyglot Indonesia, Piwi menjelaskan bahwa sampai saat ini Polyglot Indonesia adalah anggota resmi dari Polyglot International Conference yang diadakan setiap tahun, dan diikuti oleh semua komunitas Polyglot di seluruh dunia.
“Polyglot tidak cuman ada di Indonesia, di negara lain contohnya saja di Eropa banyak sekali komunitas-komunitas Polygloth tapi Polyglot Indonesia adalah satu-satunya komunitas Polyglot yang terstruktur. Karena itu setiap ada Polyglot International Conference, Polyglot Indonesia selalu diminta untuk menjadi pembicara” Ucap Piwi.
Bagi warga Bandung yang tertarik untuk bergabung bersama komunitas ini, Piwi juga menjelaskan beberapa syarat yang harus dipenuhi sebagai calon anggota.
“Akan ada open membership, tiap semester pada bulan Februari dan Agustus. Kalian tinggal mengisi cv berisi bahasa yang dikuasai meskipun hanya dasar. Kemampuan diluar bahasa juga bisa kalian tulis dalam cv. Kemampuan lisan maupun tulisan” jelasnya.
Sebagai organisasi non-profit yang sudah terdaftar Polyglot memiliki sumber dana dari anggota. Piwi menjelaskan bahwa kekeluargaan di Polyglot Indonesia sangat kuat, hal itu dapat dilihat dari saling membantu antar anggota. Untuk memenuhi sumber dana juga, khususnya Polyglot chapter Bandung ada beberapa produk buatan anggota Polygloth yang diperjualbelikan. Polyglot juga menyediakan jasa translator dan tourguide.
Hingga saat ini ada keinginan yang belum tercapai terutama dari Polyglot chapter Bandung yaitu memiliki basecamp tetap dari Pemerintah Kota Bandung dan mewujudkan misi menjadikan Bandung sebagai kota Polyglot.
“Kami sangat mengharapkan basecamp resmi dari pemerintah kota Bandung, sekarang kami juga sedang disibukan dengan kampanye Bandung is a city of Polyglot semoga hal itu bisa terwujud” Ujar Piwi.
Sabrina Mulia R
Editor: Gerhan Zinadine Ahmad