Sepeda Kampus Hilang, Kemana Perginya?

Seorang mahasiswa menyimpan sepedanya di shelter sepeda Unpad yang terletak di lapangan parkir MRU

Sekitar Maret- April beberapa waktu lalu, fasilitas sepeda kampus di Universitas Padjadjaran (Unpad) kampus Jatinangor sempat menghilang. Sepeda-sepeda yang biasanya diletakkan di lapangan parkir Mesjid Raya Unpad (MRU) dan di dekat pintu masuk Rektorat sempat tak terlihat. Banyak mahasiswa tidak mengetahui ke mana perginya fasilitas sepeda kampus tersebut. Menguak hal ini, dJatinangor menemui Dr. Irwan Ary Dharmawan, Direktur Sarana dan Prasarana Universitas Padjadjaran, di kantornya Senin (29/5) lalu.

“Pada saat itu ada acara di (kampus) Pangandaran, kebetulan Pak Rektor diundang oleh Pemda Pangandaran. Karena itu acara sepeda santai sama pemkot setempat, Pak Rektor meminta saya untuk memindahkan sekitar duapuluh sepeda untuk mahasiswa Pangandaran. Kemudian, Pak Rektor menginstruksikan, sepeda yang sudah dibawa ke Pangandaran jangan diambil pulang,” papar Irwan.

Sepeda kampus yang telah dipindahkan ke Pangandaran pun kini dinikmati oleh mahasiswa Pangandaran. Sepeda kampus menjadi satu-satunya alat transportasi yang disediakan oleh pihak universitas setelah keberadaan bis kampus ditarik oleh Rektorat,  lantaran peruntukannya yang sudah tidak ada lagi. Sebelumnya, bis kampus ini digunakan untuk mobilisasi mahasiswa dari asrama ke kampus. Namun, asrama mahasiswa yang tak lagi ada turut menghapus fasilitas bis kampus.

Beda Fungsi dengan Kampus Jatinangor

Di kampus Jatinangor, adanya sepeda kampus digunakan mahasiswa untuk mobilisasi di dalam kampus. Sepeda ini tidak dapat digunakan di luar area kampus dan harus dikembalikan di waktu yang telah ditentukan. Fungsinya tak jauh berbeda dengan odong-odong yang juga merupakan alat transportasi dalam kampus. Akan tetapi, bukan begitu fungsi sepeda kampus di Unpad Pangandaran.

Unpad Pangandaran menerapkan sistem pembelajaran berbasis transformatif (transformative learning) yakni pembelajaran yang bersifat tukar pikiran untuk mencapai pemikiran yang baru (asimilasi). Untuk meraih pencapaian tersebut, kegiatan pembelajaran mahasiswa Pangandaran cukup seimbang antara proses pembelajaran di ruang kelas dan di lapangan.

“Pembelajaran kami di lapangan guna mencapai esensi transformatif tadi. Jadi, kami cenderung menerapkan teori keilmuan langsung ke lapangan secara empiris. Melihat aktivitas lapangan yang cukup banyak, sepeda kampus sangat optimal digunakan untuk menunjang aktivitas lapangan,” tutur Priyanka Surya Perdana, koordinator BEM Pangandaran.

Di Pangandaran, sepeda kampus bukan sekedar alat transportasi yang membantu mobilitas mahasiswa dari satu tempat ke tempat lainnya. Lebih dari itu, sepeda kampus berperan besar dalam menunjang proses pembelajaran mahasiswa.

“Secara keseluruhan lebih banyak membawa manfaat, cuma kekurangannya manajemen peminjaman sepeda yang masih kendur banget. Jadi, banyak juga sepeda yang dibawa ke kosan atau dipakai ke mana-mana,” kata Priyanka menjelaskan kekurangan fasilitas sepeda kampus yang dirasakannya.

Ditanya mengenai manajemen peminjaman sepeda kampus yang dikatakan masih kendur, Irwan menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan untuk memfasilitasi mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh dari kampus.

“Di sana tidak ada angkot, adanya ojek, tentu mahal. Itu salah satu latar belakang kenapa ada beberapa sepeda yang bisa dibawa sampai ke rumah. Ini sebenarnya tidak diperkenankan, tapi ada beberapa mahasiswa yang tempat tinggalnya jauh. Jadi, ya, kita fasilitasi dengan sepeda itu,” tukas Irwan. Irwan juga menegaskan bahwa sepeda yang dibawa ke indekos oleh mahasiswa tetaplah milik Unpad, tidak menjadi milik pribadi.

Sepeda Kampus Disediakan Kembali

Ketiadaan fasilitas sepeda kampus di Jatinangor selama sekitar dua bulan kini telah diatasi. Pihak rektorat telah menyediakan kembali sepeda kampus yang dapat dipinjam seperti biasa. Tak seperti sebelumnya, sepeda kampus yang kini ada di Jatinangor bukan lagi hasil kerja sama pihak Unpad dengan Bank Mandiri.

“Kalau kemarin sepedanya hasil kerja sama dengan Bank Mandiri, sekarang sepedanya kami beli sendiri. Tentu dengan dana yang sudah dianggarkan,” ujar Irwan kepada dJatinangor.

Terlepas dari pernyataan Irwan mengenai diadakannya kembali sepeda kampus, fasilitas ini belum sepenuhnya kembali seperti sedia kala. Sepeda-sepeda yang biasa diletakkan dekat pintu masuk rektorat memang sudah ada lagi, namun shelter sepeda kampus di lapangan parkir MRU masih kosong.

Hingga tulisan ini dibuat, shelter tersebut hanya dipakai beberapa mahasiswa untuk menaruh sepeda milik pribadi. Menurut penjaga parkir MRU, sepeda-sepeda yang dulu ada memang dipindahkan ke kampus Pangandaran. Namun, belum ada informasi mengenai pengadaan kembali fasilitas ini.

 

 

 (Ananda Putri Upi Mawardi)

Editor : Nadhen Ivan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *