Menuju Pemilu 2024 : Hadapi Ancaman Berita Hoax

Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) ketika Pemilu 2019 ada 2.256 hoax yang beredar di masyarakat melalui berbagai platform media sosial pada Agustus 2018 -Sempember 2019 dan 916 di antaranya adalah hoax politik.

.Pemilihan Umum (Pemilu) memang masih dua tahun lagi, tetapi suasana politiknya sudah sangat terasa.Poster dan video di media sosial maupun baligo di setiap sudut ruang-ruang publik yang berisi pesan-pesan politik sudah sangat marak di seluruh Indonesia.

Tim relawan beberapa nama tokoh yang digadang-gadang akan menjadi calon presiden pun sudah mulai banyak terbentuk.Kita sebagai masyarakat harus mampu memilah informasi dan berisiap menghadapi “banjir” informasi menjelang pemilu.

Berita hoaks yang paling mencolok adalah fitnah-fitnah dan konspirasi, seperti hoax tentang “Jokowi Anak PKI” pada Pilpres 2019.Mau tidak mau, kita harus akui masyarakat kita banyak yang menyukai cerita-cerita “nyeleneh” seperti ini.

Berita hoax selanjutnya adalah opini atau ucapan politisi yang tidak tepat hingga akhirnya menimbulkan kesalahan penafsiran di masyarakat.

Untuk menghadapi tahun-tahun politik dan upaya pemberantasan hoax ini tidak mungkin dilakukan tanpa adanya kolaborasi di berbagai pihak.

Pihak yang dimaksud ini bukan hanya KPU, Bawaslu ataupun pihak kepolisian saja, tetapi juga masyarakat itu sendiri.

Perlu adanya pembekalan dan pencerdaasan kepada masyarakat untuk senantiasa kritis dan skeptis dalam menerima informasi baru terutama dari media sosial.

Para jurnalis baik dari media terverifikasi maupun media yang belum terverifikasi juga harus lebih memiliki empati dalam pembeitaannya. Agar mempertimbangkan efek atau dampak dari pemberitaannya agar kondusifitas dari masyarakat dapat terjaga.

Penulis : Yaser Fahrizal Damar Utama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *