
Hasil dari Tahapan Kuliah Bersama (TPB) yang dijalani mahasiswa Universitas Padjadjaran angkatan 2017 ramai dibicarakan. Pasalnya, ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan yang telah disosialiasikan di awal perkuliahan. Protes pun terbit di kalangan mahasiswa.
Sosialisasi versus Realisasi
Dalam sosialisasi TPB telah disampaikan, huruf mutu yang digunakan untuk mata kuliah ini hanya dua, yakni A dan B. Akan tetapi, banyak mahasiswa yang mendapatkan huruf mutu di luar itu.
“Aturan penilaian saat awal perkuliahan TPB dengan akhir perkuliahan berbeda. Yang awalnya jika kita hadir di atas 80% nilai yang didapat A atau B, sedangkan kenyataannya tidak,” ujar Faridul Khair, mahasiswa Akuntansi Perpajakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis angkatan 2017.
Komponen penilaian TPB juga tidak sesuai dengan yang telah disampaikan saat sosialiasi. Awalnya, persentase kehadiran dan keaktifan mahasiswa akan mendukung nilai. Namun, nilai akhir TPB menunjukkan persentase terbesar terdapat pada aspek penilaian makalah/tugas akhir dan penilaian dari turnitin. Dengan rincian 40% penilaian dari makalah, 40% penilaian dari turnitin, dan 20% penilaian dari kehadiran. Nilai TPB yang tercantum di Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIAT) beberapa mahasiswa pun tidak tetap.
“Nilai TPB-ku sudah bagus, tapi nilai temanku banyak yang jelek. Saat mereka minta ditindaklanjuti, katanya makalah mereka harus dicek ulang. (Ketika dicek ulang) eh, malah makin menurun. Nilaiku juga menurun, tapi masih bagus sih dari mereka,” ujar Arfian Reza, mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Pertanian angkatan 2017.
Penentuan nilai akhir mahasiswa juga tidak semata dilihat dari makalah, hasil pengecekan turnitin, dan persentase kehadiran. Setelah didapat nilai akhir dari komponen-komponen tadi, persentase plagiarisme makalah yang diperiksa melalui turnitin akan dilihat kembali. Jika persentasenya melebihi 30%, huruf mutu yang didapat akan diturunkan satu tingkat. Karena itu, huruf mutu yang didapat mahasiswa acapkali tidak sesuai dengan nilai akhir.
Perihal penggunaan turnitin dalam penilaian tugas akhir pun sebenarnya telah disampaikan saat sosialisasi. Tetapi, tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai besaran persentase nilai dari turnitin dan bagaimana cara kerja turnitin.
“Sosialisasi turnitin meskipun telah diterangkan di awal TPB, kalau di fakultas saya, menurut saya kurang jelas. Terbukti masih banyak teman-teman yang belum mengerti,” tutur Arfian.
Turnitin dan Algoritma yang Bekerja
Turnitin adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk mendeteksi plagiarisme dokumen. Turnitin akan mengecek kemiripan (similarity) sebuah dokumen dengan dokumen lain yang tersebar di internet dan pangkalan data yang mereka miliki. Pengecekan kemiripan ini membuat turnitin memeriksa setiap kata dan kalimat. Kemiripan kalimat antara satu dokumen dengan dokumen yang lain akan dideteksi sebagai salin tempel (copy paste). Salin tempel ini diindikasikan sebagai plagiarisme.
Cara kerja ini membuat turnitin mendeteksi sitasi sebagai hasil penyalinan. Meski telah mencantumkan sumber, turnitin tidak mengindikasikan sitasi tersebut telah dikutip dengan benar. Cara kerja inilah yang membuat sebagian mahasiswa mendapat persentase plagiarisme yang tinggi.
“Aku padahal udah nyantumin sumber, tapi pas dicek turnitin ternyata tetap kena (plagiarisme),” ujar Vellencya Amanda, mahasiswi Manajemen Komunikasi angkatan 2017.
Perbaikan Nilai
Untuk memperbaiki nilai TPB yang bermasalah, pihak rektorat memberikan kesempatan remedial kepada mahasiswa. Mahasiswa dapat mengecek kembali makalah mereka melalui turnitin, lalu menyerahkan makalah yang sudah diperbaiki kepada pihak fakultas.
Proses pengecekan ulang melalui turnitin yang dilaksanakan masing-masing fakultas pun berbeda.
Di Fikom, pengecekan makalah melalui turnitin dilakukan oleh pihak perpustakaan. Mereka mempersilakan mahasiswa mengirim makalah melalui surel sebelum makalah yang telah diperbaiki diserahkan kepada pihak fakultas dalam bentuk compact disk(CD). Menurut pernyataan Eyin selaku petugas perpustakaan Fikom, hanya petugas tertentu saja yang dapat mengecek makalah melalui turnitin.
Lain halnya dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Proses pengecekan makalah melalui turnitin dilakukan oleh pihak BEM Kema FEB. Hillman Hirmansyah, Kepala Biro Perdagangan BEM Kema FEB yang turut ambil bagian dalam pengecekan makalah membenarkan hal tersebut.
Sampai tulisan ini dibuat, hasil perbaikan makalah TPB belum diumumkan. Wawan Hermawan selaku Direktur Pendidikan dan Kemahasiswaan menolak permintaan wawancara dJatinangor. Wawan juga menolak permintaan dJatinangor untuk mempublikasi pernyataan terkait TPB yang ia sampaikan melalui pesan singkat.
Suci Wulandari Putri
Editor: Ananda Putri