Stadion Jati Universitas Padjadjaran yang telah berstandar FIFA digunakan sebagai tempat latihan resmi Timnas dari berbagai negara pada ajang Piala Dunia U-17. (dJatinangor/Yoga Firman)
djatinangor.com — Bandung saat ini tengah disibukkan dengan gelaran FIFA World Cup U-17. Stadion Jati Universitas Padjadjaran pun terpilih sebagai salah satu tempat latihan bagi beberapa negara.
dJatinangor berkesempatan untuk mewawancarai Direktur Sarana, Prasarana, dan Manajemen Aset Unpad, Edward Henry tentang kerjasama antara Unpad, PSSI, dan FIFA berlangsung pada Selasa (14/11). Edward menyebut kerja sama ini secara umum terbagi menjadi dua jenis, yakni kerjasama fisik dan kerjasama kegiatan.
Kerjasama fisik dimulai pada tahun 2018 untuk menyambut Asian Games, saat itu Stadion Jati pertama kali digunakan sebagai tempat latihan. Kemudian, pada tahun 2020 ditunjuk kembali dalam ajang Piala Dunia U-20. Setelah tertunda akibat pandemi Covid-19, berakhir dengan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah. Pada tahun 2023, Unpad diberi kabar bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi Piala Dunia U-17. Akhirnya stadion Gor Jati Unpad dipilih sebagai salah satu tempat latihan timnas yang ikut berlaga.
Selain itu, Unpad memiliki kerjasama yang sifatnya kegiatan. Hal ini ditandai dengan adanya Memorandum of Understanding (MOU) dengan PSSI, di mana Unpad bertanggung jawab untuk menyediakan keamanan dan kenyamanan selama latihan, termasuk ketersediaan listrik dan air yang harus selalu aktif. Seluruh biaya renovasi dan kegiatan ditanggung oleh negara melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sementara Unpad hanya sebagai penyedia tempat.
Dampak positif yang dihasilkan dari kerjasama ini sangat signifikan. Kini, Unpad memiliki stadion standar internasional tanpa mengeluarkan biaya sendiri.
“Kita dapet stadion standar internasional. Kita kalau bangun sendiri sudah menghabiskan berapa belas miliar itu. Setelahnya kan, kita punya standar internasional kita tinggal enaknya aja make tanpa modal,” jelas Edward.
Kerjasama ini sifatnya menghibahkan kepada negara sehingga ada beberapa pembatasan terkait penggunaan stadion setelah renovasi, seperti larangan penggunaan oleh mahasiswa hingga tanggal 15 Desember mendatang. Hal ini dianggap sebagai konsekuensi yang dapat diterima demi mendukung kegiatan Piala Dunia U-17.
“Karena pakai APBN, harus ada proses administrasi menghibahkan lapangan ke Kementerian PUPR. Jadi selama proses berlangsung, lapangan merupakan kepunyaan dari Kementerian PUPR,” ungkap Edward.
Selama digunakan oleh Piala Dunia, pengelolaan fasilitas dan keamanan Stadion Jati menjadi prioritas utama. Wakil Koordinator Pengelola Stadion Jati, Ajat mengungkapkan, setiap hari perawatan dijalankan dengan jadwal yang teratur. Ketika pemain tiba untuk berlatih, area sekeliling stadion harus dalam kondisi steril.
Ajat dibantu oleh beberapa personil lain, diantaranya 3 orang security Stadion Jati, 8 orang dari pihak ketiga, dan 8 orang lagi dari pihak PSSI. Sehingga totalnya 21 orang personil yang berjaga ketika latihan berlangsung, belum termasuk personil kepolisian.
Meskipun terdapat beberapa kendala dan pembatasan dalam proses kerjasama, hasil akhirnya memberikan keuntungan besar bagi Unpad. Stadion Gor Jati Unpad tak hanya menjadi aset yang meningkatkan reputasi universitas, tetapi juga berpotensi menjadi pusat latihan bagi event sepakbola di masa mendatang secara konsisten.
Reporter: Yoga Firman
Editor: Ridho Danu