Sekelompok orang menyalakan flare di tengah tribun penonton acara pembukaan BFF. (dJatinangor/Nadjwa)
djatinangor.com — Rangkaian pembuka Big Force Festival (BFF) pada Sabtu (30/9) malam diwarnai aksi penolakan. Dalam upacara pembukaan yang diadakan di Gor Jati ini, hampir semua BEM fakultas menolak hadir. Beragam alasan menjadi penyebabnya, terutama pada penyampaian informasi yang dinilai buruk.
Berdasar pantauan di lokasi, hanya tiga BEM Fakultas yang menghadiri acara ini, yaitu BEM FH, BEM Fapet, dan BEM FTG. Ketiganya pun ikut meramaikan pawai penampilan yang diselenggarakan oleh BFF.
BEM FH, dalam penampilannya, melakukan orasi kecewa atas BFF tahun ini. Orasi dilakukan oleh Ketua BEM FH Kunto Tri Wibowo. Lebih lanjut, Kunto mempertegas sikapnya dengan menyebut panitia BFF tahun ini tidak siap.
“Kami rasa pihak BFF pada tahun ini tidak siap dalam menyelenggarakan kegiatan, khususnya bagaimana treatment yang diberikan kepada tiap fakultas,” Tulis Kunto kepada dJatinangor.
Meski demikian, Kunto bersama dengan BEM FH tetap hadir untuk menghargai panitia yang sudah menyiapkan acara. Namun, dirinya mengaku malah mendapati perlakuan yang dinilai kurang baik.
“Apa yang teman-teman panitia BFF berikan balik kepada kami di FH rasanya malah terkesan kurang menghargai, dibuktikan dengan belum jelasnya informasi teknis kegiatan yang akan dilaksanakan, waktu kegiatan yang terus mundur dari awal mula pukul 14.00 tapi pada akhirnya kami baru bisa bergerak pukul (+-) 15.30. Selain itu, banyak regulasi yang berubah dan keluar dari kesepakatan awal yang ada,” Terus Kunto.
Berdasar pantauan, rombongan BEM FH meninggalkan area acara setelah melakukan orasi tersebut. Sebelumnya, BEM FTG juga lebih dulu keluar area usai tampil. Hal serupa turut dilakukan BEM Fapet yang tampil terakhir. Alhasil, acara tersebut hingga akhir hanya terlihat ramai oleh panitia dan beberapa penonton.
Pendapat Sepaham BEM Lainnya
Menilik lebih lanjut, dJatinangor telah menghubungi beberapa ketua BEM fakultas lainnya. Mereka pun sepaham dengan Kunto terkait buruknya pengalaman BFF tahun ini.
Ketua BEM Fikom, Syifa Fauziyah Dermawan, menyatakan BFF cukup menyulitkan BEM fakultas karena informasi dan regulasi yang sering berubah tiba-tiba. Hal ini menjadi salah satu alasan yang mendasari sikap BEM Fikom untuk tidak hadir dalam acara pembukaan BFF.
“Intinya, BEM Kema Fikom menarik diri dari opening BFF karena informasi yang selalu berubah, tidak merata, dan dadakan. Agenda-agenda forum atau technical meeting pun sering tiba-tiba berubah,” Jelas Syifa.
Sejalan dengan Kunto dan Syifa, Ketua BEM FPIK Dwi Nurcahya Kanyputra mendukung pendapat mereka. BEM FPIK pun memilih walkout dari acara. Dwi berujar “Kami punya stance dan juga pernyataan sikap yang kami rasa ketua BEM lain merasakan hal serupa.”
Penyalaan Flare Setelah Orasi FH
Orasi kecewa Kunto dalam opening BFF disusul oleh ricuhnya sekelompok mahasiswa yang menyalakan flare di tengah tribun penonton. Kelompok ini mulai menyalakan flare bertepatan dengan akhir pernyataan kecewa Kunto. Mereka membawa spanduk bernada penolakan atas acara BFF yang bertepatan dengan peringatan G30SPKI.
Menindaklanjuti kejadian itu, Kunto menyatakan bahwa kelompok tersebut bukan bagian dari BEM FH. Hal ini telah disampaikannya melalui akun Instagram BEM FH. “Kami menyampaikan tidak terafiliasi atau terhubung dengan pihak manapun.”
Sebelumnya, Kunto telah memberitahu pihak BFF bahwa ia akan menyatakan sikap dalam orasinya. Ia pun meminta penyelenggara untuk meningkatkan pengamanan, menimbang acara ini dibuka untuk seluruh mahasiswa Unpad.
“FH tidak ada niat untuk melakukan provokasi terhadap kekisruhan yang ada. Namun, tentu disayangkan pada momen di mana kami menyampaikan sikap tersebut, terdapat beberapa orang yang menyalakan flare dan kekisruhan terlihat terjadi. Sekali lagi, saya tegaskan bersamaan dengan ini pihak tersebut tidak ada hubungan dengan kami dan tidak ada sangkut pautnya atas pernyataan sikap yang FH Unpad sampaikan.”
Penulis: Ammar Rezqianto
Editor: Ridwan Luhur