dJatinangor.com – Seperti yang telah diputuskan melalui sidang isbat, awal puasa Ramadan tahun ini dimulai pada hari Kamis, 23 Maret lalu. Keputusan ini diumumkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui konferensi pers di Kantor Kementerian Agama, Rabu (22/3) petang.
Bersamaan dengan libur perayaan hari raya Nyepi tanggal 22 Maret dan diikuti cuti bersama pada tanggal 23 Maret, serta libur akhir pekan pada 25 dan 26 Maret, banyak mahasiswa Unpad yang memilih pulang untuk menikmati puasa pertama di rumah bersama keluarga mereka. Namun, tidak semua dapat pulang, beberapa mahasiswa memutuskan menyambut awal Ramadan di perantauan.
Banyak mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa memutuskan untuk tidak pulang pada libur di awal Ramadan ini. Sebagai contohnya, Jimmy Marthin, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang berasal dari Sumatera Selatan memilih tidak pulang ke rumah dan memulai puasa pertama di asrama karena mahalnya tiket perjalanan. Selain itu, ia menganggap waktu libur terbilang sebentar karena hanya satu minggu.
Keputusan untuk tidak pulang juga diambil oleh seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi, Chairunnisa, yang berasal dari Sumatera Barat. Perjalanan yang memakan waktu lama dan jarak yang jauh membuatnya membatalkan niat untuk pulang ke rumah. Selain Chairunnisa, ada Vezy Perdana yang juga memilih hal serupa. Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi asal Lampung ini juga merasakan puasa pertama tahun ini tanpa ditemani keluarga.
Tidak hanya mahasiswa dari luar pulau yang memutuskan untuk tidak pulang, beberapa mahasiswa Unpad dari dalam pulau Jawa juga memilih untuk memulai puasanya di Jatinangor. Salah satunya Abdul Kholiq, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya yang berasal dari Sukabumi ini memutuskan untuk tidak pulang, padahal jarak dari Jatinangor ke rumahnya terbilang cukup dekat. Alasannya, karena waktu libur yang ia anggap sebentar dan kurang efisien. Selain itu, orang tua Abdul juga memaklumi keadaannya untuk melaksanakan puasa jauh dari keluarga.
Selain Abdul, Runa (samaran), mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi asal Jawa Tengah ini juga memilih untuk tidak pulang. Keputusan ini dia ambil karena harga tiket kereta yang disebutnya lumayan tinggi sehingga Ia mengurungkan niat untuk pulang dan tetap melaksanakan puasa di asrama. Walaupun ini bukan kali pertama Runa berpuasa tidak ditemani dengan keluarga, Runa tetap merasa sedih karena melihat banyak teman-temannya yang pulang ke rumah pada awal Ramadan ini.
Dari berbagai jawaban yang diucapkan, mayoritas dari mereka merasa sedih dan rindu dengan keluarga. Selain rindu untuk berkumpul bersama keluarga, mereka juga merindukan masakan rumahan yang biasa mereka rasakan di kampung halaman, lengkap dengan kerinduan saat masak takjil dan sahur dengan keluarga. Meski demikian, mereka mencoba untuk tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan tetap mencoba untuk menjalani bulan suci kali ini dengan ikhlas di perantauan.
Walau harus mengawali puasa jauh dari keluarga, mereka berharap diberi kelancaran selama berpuasa di Jatinangor. Mereka juga berdoa agar kelancaran dapat terus menyertai dari mulai ibadah hingga kuliah mereka.
Penulis: Naura Putri Z
Editor: (rlh)