dJatinangor.com – Krisis regenerasi pemimpin BEM Fikom Unpad menjadi drama yang hangat diperbincangkan oleh Kema Fikom. Kekosongan pendaftar hingga isu pembekuan BEM dan BPM tahun 2023 bahkan sempat mencuat beberapa waktu yang lalu. Kini, dengan adanya dua pasangan calon ketua, BEM Fikom menuju titik terang menemukan pemimpin barunya untuk periode tahun 2023, lewat sidang istimewa yang akan digelar pagi ini, Sabtu (17/12).
Setelah melewati rangkaian musyawarah mahasiswa dan perpanjangan pendaftaran yang ketiga kalinya, Vote Fikom akhirnya kehadiran dua pasangan Calon Ketua dan Wakil Ketua BEM Fikom Unpad, yaitu Syifa Fauziah dan Nisrina Firdaus sebagai paslon nomor urut satu, dan Christoper Chow dan Amiira Mazaya sebagai paslon nomor urut dua.
Sebelumnya, uji publik untuk memperkenalkan paslon kepada Kema Fikom telah digelar pada Rabu (14/12) sore, di Fikom Unpad. Uji publik ini memberikan kesempatan bagi paslon untuk mempresentasikan grand design mereka kepada Kema Fikom. Selain itu, terdapat juga tanya jawab dengan panelis yang mengangkat empat tema berbeda, yaitu relevansi ormawa, peran advokasi mahasiswa, kepemimpinan, dan pemetaan bakat dan minat serta sinergitas UKM sebagai wadah Kema Fikom.
Meskipun secara jam terbang karir dan organisasi kedua paslon sudah mumpuni dan siap untuk memimpin, Ketua BEM Kema Fikom 2022, Alwin Jalliyani, dalam wawancara mengungkapkan bahwa ia masih belum puas dengan presentasi yang disajikan oleh kedua paslon. Menurutnya, kedua paslon masih belum memiliki program unggulan yang jelas dan masih sebatas bunyi. Selanjutnya, Alwin juga menitipkan pesan bahwa Kabinet Aksinergi telah melakukan banyak trial and error selama masa peralihan. Semoga kabinet selanjutnya mampu mengoptimalkan dari keberhasilan dan mempelajari kesalahan atau kekurangan yang ada.
Kritik dan saran yang serupa juga disampaikan oleh beberapa Kema Fikom yang hadir di uji publik. Ketua Koordinator Daerah Pangandaran BEM Kema Unpad, Muhammad Fauzan Nabil, cukup keras mengkritik kedua paslon terkait banyaknya janji-janji dan minimnya pemahaman mereka tentang kondisi aktual di lapangan.
“Saya kecewa dengan kedua paslon yang terlihat ketidaktahuannya tentang kondisi di lapangan. Padahal, seharusnya merekalah (kedua paslon) orang-orang yang lebih tahu tentang bagaimana kondisi sebenarnya, tapi justru terlalu banyak menggunakan bahasa yang tinggi dan ngawang,” ucap Fauzan di sesi penyampaian kritik dan saran kepada kedua paslon.
Selanjutnya, berdasarkan hasil musyawarah mahasiswa dengan alasan waktu pelaksanaan yang mundur, diputuskan bahwa pemilihan raya ditiadakan. Pemilihan akan dilakukan melalui sidang istimewa yang akan dihadiri oleh pimpinan seluruh ormawa Fikom Unpad. Sidang akan digelar pada Sabtu, (17/12) pukul 09.30 WIB di Ruang Moestopo, Fikom Unpad.
Sidang terdiri dari sesi paparan grand design terbaru oleh kedua paslon dan tanya jawab pengujian oleh pimpinan ormawa. Kemudian para pimpinan ormawa akan memberikan penilaian. Hasil penilaian tersebut yang akan menjadi pertimbangan pemilihan ketua dan wakil ketua BEM Fikom Unpad 2023.
Penulis: Ridho Danu Prasetyo
Editor: Muti Muthmainnah