Para penggemar musik rock mungkin sudah tidak asing lagi dengan nama-nama musisi dan band lawas yang cukup terkenal seperti Van Halen, Nirvana, The Rolling Stones, The Beatless, dan lain sebagainya. Namun, jauh sebelum band-band tersebut ada, perlu diketahui bahwa Indonesia juga mempunyai band yang ikut serta dalam perintisan genre rock ini. Mereka adalah The Tielman Brothers, grup musik pertama Indonesia yang beraliran rock and roll.
Band yang semula bernama The Timor Rhythm Brothers ini, memiliki kemampuan di atas rata-rata dan hubungan yang baik dengan pejabat. Berkat kemampuan dan hubungan baiknya itu, mereka bisa sampai di Jakarta dan tampil di Istana Negara di Hadapan Presiden Soekarno pada bulan Desember 1949.
Ayah dari Tielman bersaudara ini, Herman Dirk Tielman, merupakan tentara KNIL dengan jabatan sebagai komandan. Tak jarang di kediamannya diadakan pesta bersama rekan kerjanya yang mana anak-anaknya ini sering ikut memeriahkan pesta dengan tampil di sana. Antusiasme keluarganya dalam bermusik ini yang menjadikan Herman untuk menamai grup The Timor Rhythm Brothers. Anggota grup ini terdiri dari Herman sebagai manajer, Andy sebagai pemain gitar dan vokal, Reggy sebagai pemain banjo dan vokal, juga Ponthon memegang posisi di double bass. Sedangkan pada posisi drum dipercayakan kepada Loulou, dan vokal utama oleh Jane. Sang Ibu, Flora Lorine Hess, acap kali berperan sebagai juru bicara. Nama Timor sendiri diambil karena mereka memiliki warisan leluhur di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Hijrah ke Belanda
Kemampuan musik dari lima bersaudara ini disukai oleh orang-orang Belanda. Bahkan, mereka lebih terkenal di Belanda dibandingkan di Indonesia. Kepopuleran The Timor Rhythm Brothers di negeri kincir angin, membuat Herman seolah melihat masa depan cerah bagi anak-anaknya. Pada tahun 1957, mereka masih sering mengadakan tur musik di Indonesia. Meskipun mereka berasal dari Surabaya dan berdarah Indonesia, perlu diketahui bahwa kewarganegaraan mereka adalah sebagai warga negara Belanda. Saat itu, muncul tuntutan bagi mereka untuk mengubah kewarganegaraan menjadi warga negara Indonesia. Atas berbagai pertimbangan, Herman dan keluarga lebih memilih untuk tetap berkewarganegaraan Belanda. Herman juga memutuskan untuk membawa keluarganya hijrah ke Belanda demi masa depan anak-anaknya
Di Belanda, mereka menempati sebuah asrama di daerah Breda. Semenjak di Belanda, personel band mereka berkurang menjadi empat personel karena Jane sudah tidak bergabung lagi. Dengan berubahnya jumlah personel, berubah pula nama band mereka menjadi The Four Tielman Brothers dengan sebutan The 4T. Penampilan pertamanya di Hotel De Schuur, Breda, berhasil menarik perhatian banyak orang dan mendatangkan banyak tawaran job manggung bagi mereka. Bahkan tatkala The Beatless masih menjadi band kafe, mereka menyempatkan diri untuk menonton band rock legendaris ini. Kesuksesan mereka di tahun ini berhasil membawa mereka untuk menempati tempat tinggal yang lebih nyaman di Kota Hedel, Gelderland.
Pada tahun 1960, mereka mengubah kembali nama band dengan menghilangkan kata Four menjadi The Tielman Brothers. Bersamaan dengan itu, grup band ini menambah satu personel pada posisi guitar rhythm yang diisi oleh Franky Luyten. Pada awal tahun 1960-an, mereka merilis lagu-lagu mereka sendiri, di antaranya My Maria, You’re Still the One, Black Eyes, dan Rock Little Baby of Mine. Bahkan lagu yang berjudul Rock Little Baby of Mine diakui sebagai lagu rock n roll pertama di Belanda.
Aksi Panggung yang Liar dan Modifikasi Gitar yang Tidak Biasa
The Tielman Brothers ini acap kali membawakan perpaduan musik keroncong, musik Hawai, dan musik country Amerika, yang kemudian orang-orang Belanda menyebut perpaduan musik ini dengan genre “indorock”. Aksinya di atas panggung dinilai liar, unik, dan atraktif. Selain memainkan gitar dengan gigi dan kaki, Andy juga memainkan gitarnya dengan stik drum milik Loulou. Atau Loulou yang menabuh drum sambil berjalan-jalan mengelilingi instrumennya. The Tielman Brothers berhasil menggebrak pasar musik Eropa, terlebih dengan aksi panggungnya yang unik-unik tersebut.
Di tahun berikutnya, Andy Tielman merasa gitar Gibson Les Paul yang dipakainya terlalu berat sehingga ia menukarnya dengan gitar Olympic White Jazzmasters. Namun, menurutnya gitar baru yang ia gunakan juga terlalu tipis, maka ia memodifikasi sendiri menjadi gitar dengan sepuluh senar. Andy Tielman menarik banyak perhatian dengan gitar uniknya ini. Tak jarang pula saat tampil, ia menutupi kepala gitar dengan handuk sehingga membuat banyak orang penasaran. Inovasi gitar bersenar sepuluh ini banyak menjadi inspirasi bagi band lain pada masanya hingga saat ini.
Masa puncak kejayaan The Tielman Brothers ini berakhir pada tahun 1965 setelah melakukan bongkar pasang personel dua tahun sebelumnya. Surutnya band ini tergantikan dengan band baru yang sama terkenalnya, yaitu The Beatless.
Meski masa kejayaan grup band-nya sudah berakhir, Andy Tielman tidak pernah berhenti bermusik. Pada tahun 2005, ia diberi penghargaan Order of Orange Nassau oleh Ratu Beatrix dari Belanda atas kontribusinya untuk musik populer Belanda. Kemudian tiga tahun setelah menerima penghargaan tersebut, Andy Tielman datang ke Indonesia untuk menghadiri Jakarta Rock Parade yang digelar di Senayan *** Linda Lestari